JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 ini mengubah wajah bisnis kuliner Indonesia, dan untuk menyiasati agar dapur tetap ngebul, beberapa pengusaha yang ada di Indonesia khususnya menghadirkan berbagai macam cara seperti di antaranya ada frozen food, take away dan delivery.
Frozen food adalah produk yang justru marak di masa pandemi Covid-19 peluang ini muncul seiring anjuran menghindari tempat ramai termasuk restoran dan rumah makan.
Masyarakat yang beraktivitas dari rumah dan malas masak melirik produk makanan beku ini sebagai penyelamat.
Frozen food atau makanan beku yang memenuhi standar unggul dari segi umur penyimpanan rasa dan tekstur.
Untuk menjaga kualitas makanan beku produsen harus tetap mengontrol suhu selama produksi, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau FDA menyebut tentang zona temperatur berbahaya untuk makanan yang harus dihindari produsen makanan beku.
Makanan harus tetap panas dengan suhu diatas 60 derajat celcius atau tetap dingin disuhu kurang dari 4,5 derajat celsius agar bakteri dan mikroorganisme tidak mudah tumbuh.
Makanan aman dikonsumsi maksimal 4 jam setelah dimasak lebih dari itu makanan sebaiknya dibuang karena berpotensi ditumbuhi bakteri.
Teknologi Blast freezing atau pembekuan cepat bertujuan mempercepat proses sebuah makanan melewati zona temperatur berbahaya alat Blast freezer membekukan dua kali lebih cepat dari freezer biasa.