MERAUKE, KOMPASTV - Tak banyak orang menyadari jika para perawat sebagai garda terdepan menghadapi pasien covid-19 juga harus bergumul mengatasi ketakutan mereka sendiri terhadap pandemi mematikan ini.
Tanggung jawab moral dan sumpah profesi menjadikan tenaga medis harus tetap menjalankan tugasnya di tengah rasa cemas dan khawatir .
Salah satu perawat RSUD Merauke Rezky tak pernah menyangka jika pandemi covid 19 akhirnya sampai di Kota Paling Ujung Timur Indonesia ini.
Ia mengingat dengan jelas bagaimana pada 14 maret lalu, RSUD Merauke mengkonfirmasi pasien pertama positif covid-19 di provinsi Papua.
Rezky adalah salah satu dari beberapa perawat yang mengalami kontak langsung dengan pasien pertama covid-19.
Ketakutan dan kecemasan tidak dapat dipungkiri dialami oleh Rezky.
Dukungan dari keluarga dan rekan-rekan kerja serta ingatan akan sumpah profesi mengukuhkan semangat Rezky untuk terus bertugas melayani di ruang isolasi covid-19.
Karena itu rezky terpaksa menahan keinginannya pulang ke rumah berkumpul bersama keluarga
Tantangan lain yang dihadapi Rezky adalah bagaimana ia harus disiplin mengikuti serangkaian prosedur pemakaian APD yang memakan waktu hingga 30 menit.
Belum lagi pada awal pandemi ini merebak, pakaian APD yang mereka gunakan terbuat dari parasut yang sangat panas.
Namun demikian ia tetap bersyukur karena sejak awal pandemi pihak RSUD telah menyiapkan APD dengan jumlah yang memadai.
Meski sempat memasuki zona hijau kini jumlah pasien positif covid-19 di kota Merauke terus meningkat pasca kembali dibukanya Bandara Mopah.
Namun sebagai perawat yang telah terikat sumpah profesi, Rezky akan terus melaksanakan tugasnya untuk merawat pasien covid-19