SOLOK, KOMPAS.TV - Sehari jelang hari raya Idul Adha, warga terutama para ibu di Talang Babungo Kabupaten Solok, Sumatera Barat disibukan dengan kegiatan malamang, atau membuat lemang.
Membuat penganan khas Sumatera Barat ini sudah menjadi tradisi setiap lebaran qurban tiba.
Seperti Nurbaiti, seorang ibu warga Talang Babungo ini tidak pernah ketinggalan membuat lemang.
Sedari pagi ia sibuk meyiapkan bahan-bahan utama.
Sementara sang putra juga turut membantu, dengan menyiapkan perapian dan mencari bambu.
Bambu yang sudah didapatkan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Setelah siap, semua bahan-bahan dimasukan ke dalam bambu untuk kemudian dipanggang di perapian.
Berbeda dengan lemang pada umumnya, lemang yang dilestarikan di talang babungo ini, terbuat dari ketan hitam kemudian dicampur dengan gula aren yang dicairkan.
Lemang menjadi makanan wajib yang tersedia di setiap rumah, saat Idul Fitri maupun Idul Adha telah tiba.
Makanan ini bisa disantap bersama keluarga, namun yang lebih utama disajikan ketika menyambut tamu untuk tetap menyambung tali silaturahmi.
Tradisi malamang atau membuat lemang ini terus dijaga oleh masyarakat Talang Babungo sebagai warisan dari nenek moyang.
Manisnya rasa lemang ketan hitam ini menjadi simbol kebahagiaan warga dalam menyongsong Idul Adha dan juga sebagai tanda manisnya menjaga hubungan silaturahmi antara sesama.