KOMPAS.TV - Ada udang di balik bakwan, sudah biasa.
Ada udang di balik ekspor, biasa ga ya?
Harga berbagai jenis udang di Pasar Cilincing, Jakarta Utara, mengalami kenaikan.
Kenaikan berkisar lima hingga sepuluh ribu rupiah, per kilogramnya.
Faktor cuaca, menjadi penyebab naiknya harga udang dalam beberapa hari terakhir.
Angin kencang dan tingginya gelombang membuat nelayan kesulitan melaut.
Namun naiknya harga udang tidak mempengaruhi minat pembeli.
Pandemi tidak mempan pada pasar udang dunia. Momentum ini yang harus ditangkap, jangan sampai Indonesia melepas kesempatan emas begitu saja.
Sebenarnya potensi ekspor udang ini sudah terbaca. Oleh sebab itu Kementerian Kelautan dan Perikanan punya target ambisius, yaitu nilai ekspor udang menembus 1 miliar dollar Amerika Serikat.
Targetnya semula lebih ambisius yaitu akan dicapai di tahun 2021. Tetapi realita bahwa tak semudah itu mengejar keinginan, target ekspor udang 1 miliar dollar Amerika Serikat mundur ke tahun 2024.
Negara mana saja yang selama pandemi permintaan udangnya meningkat? Indonesia punya sejumlah negara tujuan ekspor udang sebagai andalan.
Pertama adalah Amerika Serikat, dengan porsi 65%.
Kedua Jepang yaitu 16% dan China 5%.
Punya potensi bagus bukan berarti tanpa hambatan. Kendala klasik yang dihadapi adalah bagaimana mendapat benur atau bibit udang dengan kualitas bagus dan stabil.