JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi covid-19, mengubah wajah perekonomian dalam negeri.
Dalam lima bulan terakhir, usaha mikro kecil dan menengah, UMKM, menjadi salah satu yang terdampak pandemi.
Ada yang bertahan dengan taktik jitu, ada pula yang terpaksa gulung tikar, atau mencari alternatif usaha lain.
Salah satu taktik agar UMKM dapat bertahan di tengah pandemi adalah, umkm merambah ke ranah digital.
Pemerintah pun memberi angin segar.
Demi mendongkrak perekonomian, anggaran untuk umkm yang ‘‘go digital’’, akan dikucurkan
Anggaran penanganan covid-19 yang akan terkucur untuk UMKM adalah senilai 123 triliun rupiah
Pemerintah berharap pengusaha UMKM yang tergabung dalam ekosistem platform digital, dapat mengakses dan memperoleh modal kerja.
Sehingga mampu pulih, dan kembali produktif.
Pemerintah menargetkan 10 juta UMKM ‘‘go digital’’.
Meski sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui, tingkat kegagalan UMKM ‘‘go digital’’, sangat tinggi.
Yakni hanya 4 sampai 10 persen saja yang berhasil.
Lalu, bagaimana agar target 10 juta UMKM ini bisa tercapai?
Kami membahasnya bersama perwakilan pemerintah, Dany Amrul Ichdan, dari Kantor Staf Kepresidenan.
Lalu ada praktisi digital marketing, Eka Dewaprayoga dan pengamat UMKM, Frans Meroga.