KOMPAS.TV - Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi dalam acara webinar bertajuk strategi menangkal radikalisme pada ASN yang ditayangkan di kanal youtube Kemeneterian PAN-RB menjadi polemik.
Pasalnya Menteri Agama mengatakan bahwa salah satu pintu masuk paham radikalisme di masyarakat dan ASN adalah dari penceramah atau kelompok good looking.
"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arab bagus, Hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan,"
Pernyataan ini langsung menuai pro kontra di masyarakat. Banyak pihak yang meminta agar menag menarik ucapannya yang sudah menimbulkan polemik.
Sekjen MUI Anwar Abbas dalam rilisnya meminta Menteri Agama Fahrul Razi, agar berani berbicara tidak hanya tentang radikalisme tapi juga tentang penyebabnya, yakni praktek-praktek ketidak-adilan dan diskriminasi yang seharusnya bisa dihentikan sejak dini.
Sementara itu, wakil ketua komisi delapan dpr ri, ace hasan syadzily juga meminta menag meluruskan pernyataanya agar tidak membuat gaduh.
Sebagai upaya antisipasi dan penanganan dini, kementerian pan-rb meluncurkan aplikasi ASN no-radikal., diharapkan dengan adanya aplikasi ini, pencegahan terhadap masuknya paham radikal bisa dilakukan.
Isu radikalisme dan intoleransi harus diakui masih menjadi pembahasan serius di tanah air. Terlebih lagi penggunaan isu agama juga kerap dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab.