JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga emas kembali mencetak rekor baru.
Hari ini harga emas antam 24 karat tembus lebih dari satu juta rupiah per gram.
Ancaman resesi ekonomi global akibat pandemi Covid -19 sampai eskalasi tensi geopolitik, Amerika Serikat - Tiongkok menjadi pendorong kenaikan harga emas sebagai aset investasi aman.
Analis menyebut, harga emas menuju level psikologis 2 ribu dolar Ameriika Serikat per ons troi.
Analis memproyeksi kenaikan harga emas ke depan akan sangat terbatas karena adanya potensi aksi ambil untung oleh investor.
Kenapa kekhawatiran akan resesi dunia menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan dalam tren kenaikan harga emas saat ini?
Misalnya pada resesi di Amerika Serikat di tahun 2007 - 2009.
Amerika menghadapi kondisi yang tak mudah, ekonomi terkontraksi 4,3 persen dengan tingkat penganggurannya 10 persen.
Penyebab resesi karena krisis kredit di sektor properti.
Tingkat penyitaan aset meningkat 79% pada 2007.
Ini juga berakibat pada hancurnya pasar perumahan Amerika dan merembet ke krisis perbankan.
Selama krisis, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan beragam stimulus seperti dana talangan US$ 700 miliar untuk institusi keuangan dan paket lain sebesar US$ 800 miliar.
Saat itu krisis ekonomi diawali krisis moneter yang akhirnya berdampak pada stabilitas makroekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Hal ini dimulai kebijakan Thailand yang menerbitkan kebijakan nilai tukar mengambang terhadap bath 1997, tujuannya untuk mengamankan devisa dari spekulan mata uang.
Upayanya gagal dan berdampak ke negara lain di khusunya kawasan Asia Tenggara.
Berbading terbalik jelas dengan harga emas.
Rupiah saat itu tertekan dalam 600 persen menjadi Rp 16.000,- dari Rp 2.350,- per dolar Amerika, utang luar negeri membengkak 1998.
Tahun ini harga emas juga terus mengalami kenaikan signifikan.
Memang ada kekhawatiran terjadinya resesi global akibat pandemi Covid-19.
Namun itu bukan satu-satunya alasan mengapa emas diminati sebagai aset yang lebih aman dibandingkan aset lainnya.
Pemicu lainnya adalah pemangkasan suku bunga acuan oleh sejumlah sejumlah bank sentral.
Ditambah lagi adanya tensi geopolitik Amerika - Tiongkok membuat para investor berburu aset aman.
Harga logam mulia antam bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, yang menembus harga tertinggi pada tahun 2011.