Karangasem, KOMPASTV - Tidak seberuntung seperti siswa seusianya. Waktu siang bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas sekolah dan mengikuti belajar daring, namun berbeda dengan i komang sugi asal desa seraya timur kabupaten karangasem, saat masa pademik ini malah waktu kesehariannya harus dimanfaatkan untuk bekerja sebagai buruh angkut barang di sebuah toko dekat rumahnya, pekerjaan itu dilakuni anak pasangan i made sawer 35 tahun, dengan ni ketut landep, 30 tahun. Sejak pademik covid 19 melanda, karena sang ibu kehilangan pekerjaan sbagai perajin tenunan. Sementara sang ayah menderita sakit stroke sejak tiga tahun lalu, bahkan siswa sma negeri 3 amlapura ini harus bekerja selama dua belas jam dari pukul 8 pagi sampai 8 malam
Hal itu dilakukan agar bisa membeli kouta internet untuk bisa mengikuti belajar daring, dalam sebulan sugi harus mengeluarkan uang sebesar 67.000 untuk beli kouta hingga 29 gb. Tidak itu saja sugi juga harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari karena saat ini sugi mejadi tulang punggung keluarga
Bahkan saat jam istirahat siang sugi menyempatkan pulang ke rumah untuk membatu sang ibu mengurus ternak dan merawat ayahnya yang sakit, sugi mengaku sedikit kewalahan karena habis dari kerja harus mengerjakan tugas-tugas sekolah hingga larut malam, harapannya bisa membahagiakan orang tua dan cita-cita tercapai menjadi polisi
Meski tugas sekolah dan bekerja yang cukup berat , tidak membuat menyerah remaja usia 15 tahun ini // kondisi ekonomi orang tua yang serba kurang, tidak mengurangi tekat dan keinginan sugi bisa melanjutkan sekolah sehingga cita-citanya bisa tercapai
#beritadaerah #bali #karangasem #siswa #daring #online