JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit anggaran di rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara, RAPBN, 2021.
Dari yang sebelumnya 4,7 persen, defisit anggaran kini diperlebar jadi 5,2 persen dari PDB.
Angka defisit ini lebih kecil dari target defisit 2020 sebesar 6,34 persen.
Pelebaran defisit ini dilakukan untuk menopang pemulihan ekonomi nasional, karena ketidakpastian global diprediksi masih harus diwaspadai pada tahun 2021 mendatang.
Melalui pelebaran defisit, pemerintah menghitung cadangan belanja bisa naik 179 triliun rupiah.
Dana ini akan dianggarkan utamanya untuk pemulihan di sektor pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 kembali melebar ke level 6,34 persen atau setara 1.039,2 trilyun rupiah terhadap produk domestik bruto (PDB), Rabu (3/6/2020).
Angka defisit ini akan dimasukkan dalam revisi Perpres Nomor 54 Tahu 2020. Sri Mulyani menjelaskan, pelebaran defisit ini terjadi karena kebutuhan dana penanggulangan Covid-19 di Indonesia yang terus bertambah.
Salah satunya seperti program pemulihan ekonomi nasional yang naik menjadi 677,2 trilyun rupiah. Selain itu, dari kebutuhan tersebut terjadi perubahan target penerimaan APBN 2020 menjadi 1.699,1 triliun rupiah dan belanja negara menjadi 2.738,4 triliun rupiah.